Selasa, 19 Oktober 2010

Resume Kuliah Teknologi Kulit ke 6 dan 7

PROSES PENYELESAIAN


Terdiri dari:
1. Netralisasi
2. Pewarnaan
3. Pelemakan
4. Pengeringan
5. Pementangan
6. Pengecatan
7. Pemanasan/seterika

Netralisasi  reaksi pengikatan zat warna pada substansi kulit tidak terlalu cepat sehingga zat warna dapat meresap kedalam substansi kulit sebelum berikatan

Tujuan  menetralkan substansi kulit samak dari asam-asam yang terikat maupun yang bebas
 penyamakan krom bermuatan positif sangat kuat  intensitas muatan positif dikurangi  zat warna bermuatan negative tidak terlalu cepat berikatan dengan substansi kulit

Zat kimia  Bicarbonat 2%
Borax 1 – 3 %


Pewarnaan  Pemberian zat warna yang dapat menyerap ke dalam jaringan kulit sehingga berfungsi sebagai warna dasar

 memantulkan warna dari cahaya
 terdapat ikatan rangkap
 yang mengandung gugus cromophore dinamakan chromogen  gugus ethylene, carbonyl, carbomine

Penggolongan zat warna:
1. Zat warna basis
2. Zat warna asam
3. Zat warna substansi
4. Zat warna belerang

Zat warna basis  garam dari basa zat warna –NH2 dengan asam anorganik

berionisasi dalam air : R-HN3Cl R-NH 3+ Cl-

 kurang baik untuk kulit samak krom

Zat warna asam  garam dari zat warna –SO3H dan atau –COOH dengan basa organik
Berionisasi dalam air: R-SO3Na R-SO3- + Na+  asam anionis  bisa untuk krom
Zat warna Substansi  sama dengan zat warna asam tetapi molekulnya lebih besar, reaktif, sensitive terhadap keasaman  pH > 5

Zat warna Belerang  mengandung sulfur dalam molekulnya, larut dalam basis (alkalis)

Pedoman praktis  pelarut air suling
 temperature 80 – 85 0C
 banyaknya air 20 – 25 kali zat warna
 zat warna belerang dilarutkan  Na2S kemudian di filtrasi

PELEMAKAN
 agar kulit menjadi lemas dan lentur setelah dikeringkan
 minyak dalam air (W/O)
 perlu emulgator  teepol, sabun, minyak tersulfon,

Terbanyak digunakan  minyak tersulfon
Fungsi lemak  pelumas serat kulit yang bergesekan  meningkatkan fleksibilitas, kemuluran, dan daya tahan sobek

Asal lemak  hewan dan tumbuhan  minyak wool, minyak ikan, minyak olyf, minyak jarak

Pengikatan lemak  lemak yang masuk ke dalam kulit sebagian diikat oleh serat kolagen

Kulit samak krom  dilakukan pengemulsian
 tinggi derajat sulfonasi  kadar lemak tinggi
 tinggi kadar Cr2O3  pengikatan lemak tinggi
 ikatan terjadi antara lemak dengan krom dan substansi kulit

Metode Pelemakan:
1. Meminyaki permukaan dengan menulas
Kulit sebelum dikeringkan  zat penyamak tidak keluar, cegah oksidasi, rajah lebih elastis  minyak ikan, campuran minyak ikan dan minyak mineral, minyak tersulfon

2. Pelemakan pada tong berputar
Tujuan sam air 500C  hasil lebih bagus
3. Pencelupan pada lemak panas
Tujuan  memasukan lemak padat pada jaringan kulit (impregnasi)  kulit teknis  paraffin padat, wax, talg, dan hars  suhu 850C  sisa lemak dicuci pakai larutan soda dan dinetralisir dengan asam
4. Melicker
 untuk kulit box, sandang, dan kulit ringan lainnya
 minyak atau lemak tersulfon, sabun, kuning telur, dan vetalkohol sulfat
Pengenceran  tambah emulgator diencerkan dengan air panas sedikit-sedikit
Cara  kulit diputar dalam 100 – 200% air 30 – 400C  masukan cairan licker dan diputar 45 – 60 menit

Pengeluaran air dan pengeringan kulit samak
 air dikeluarkan secara mekanis  dijemur/diagin-anginkan
Faktor berpengaruh 1. Struktur tenunan
2. Zat higroskopis dalam kulit
3. Kadar air udara
4. Suhu udara
5. Aliran udara
Pengeringan nabati  Rh 94% - 60 %; keceptan udara 40 – 70 m/mnt; T 24-250C

Pengerjaan berikutnya  mekanis : 1. Pengetunan (Stacking)
2. Pementangan (Recking/toggling)
3. Penghampelasan (buffing)
4. Perapihan (trimming)

PENGECATAN
Pengecatan  warna hanya melekat di permukaan dalam media bahan perekat
Komponen zat 
1. zat warna (pigmen)
Zat anorganis mengandung logam (Pigmen kuning = PbCr4/Pb kromat, CaS/calsium sulfide; Pigmen merah = Fe2O3 /besi oksida, Pb3O4/ timbale oksida; Pigmen biru= FeCl6; pigmen hitam  jelaga)
2. bahan perekat (binder)
Fungsi melekatkan warna dan memperbaiki permukaan kulit
Contoh  collodium, varnish, casein, albumine, dextrin, dan bahan plastik
3. pelunak (softener)
Fungsi  memperlunak bahan perekat yang umumnya keras dalam keadaan kering sehingga memenuhi syarat-syarat elastisitas kulit
Contoh  tributyl phosphate (C4H9)3PO4, triphenyl phosphate (C6H5)3PO4, diaethyl phtalat C6H4(COOC2H5)6, dibuthylptalat C6H4(COOC4H9)2

Golongan Cat  didasarkan nama bahan perekatnya:
1. Cat kollodium
2. Cat protein
3. Cat plastik

Untuk kulit sandang (jaket)  cat protein  bersifat porus untuk bernapas dan penguapan air.

Pelarut  bensin, bensol, toluene, xylol, methyl alcohol, aethyl alcohol, buthyl alcohol, keton, ester, aethyl acetate dan aether

Contoh:
Pigmen : Eukanol schwart ………………………… 100 gr
Perekat : Cacein ……………………………………. 30 gr
Pelarut : Amoniak …………………………………. 8 cc
Pelunak : Turkish Red Oil ………………………….. 8 – 12 cc
Pengkilat : Eukanol Glanz N …………………………. 20 – 30 cc
Pengencer : Air ………………………………………… sd/ 100 cc

Cara  pewarna pakai sikat  pakai kwas/sprygun

Fiksasi  untuk mengikat zat warna
Cat protein  semprot formalin, press panas, glacing machine, rol press (kulit sol)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar