Selasa, 19 Oktober 2010

Resume Kuliah 1 dan 2

DASAR TEKNOLOGI KULIT
Timbulnya ilmu ini bersifat empiris.
Umpamanya:
• Orang Indian kuno (INCA) mencoba-coba merendam kulit hewan segar dalam rendaman kulit kayu yang rasanya kesad ( Gambir, Mangrove, Mimosa, Golongan Dicotyledon)
• Orang Eskimo mencoba dengan otak beruang ternyata membuat kulit hewan menjadi awet dan lebih lemas (Kulit Beludru)

Dengan berkembangnya ilmu kimia, fisika, ilmu teknologi kulit ini mengikutinya.


A. ASPEK UMUM

PENGERTIAN KULIT
Kulit merupakan organ terbesar dari tubuh yang menutupi seluruh permukaan tubuh dan mempunyai beberapa fungsi yang penting besarnya ± 10-12% dari tubuh.

FUNGSI KULIT
1.Melindungi tubuh dari kehilangan cairan tubuh yang berlebihan.
2.Memelihara temperatur tubuh
3.Organ peraba.
4.Menyimpan lemak dalam lapisan subcutan
5.Memelihara tubuh.
6.Rambut mempunyai fungsi sebagai isolasi untuk mencegah kepanasan/kedinginan.
7.Warna bulu dapat digunakan untuk menyamar.

Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kulit yang dihasilkan baik kualitas/kuantitasnya adalah:
1. Umur
2. Jumlah dan kualitas pakan yg diberikan
3. Jenis ternak
4. Penyakit
5. Cara pemeliharaan
6. Jenis kelamin
7. Musim
8. Cara penanganan dan pengolahan kulit.

 PENGULITAN
Adalah suatu kegiatan memisahkan kulit dari tubuh ternak yang sudah disembelih, sehingga dihasilkan kulit segar.

KULIT : 1.Kulit mentah/segar
2.Kulit mentah/kering
 Penjemuran /ruang pemanas

KULIT MENTAH
Yang dimaksud kulit mentah adalah bahan baku kulit yang baru ditanggalkan dari hewannya sampai yang telah mengalami proses-proses pengawetan.

Pada umumnya hewan : (Mamalia, Reptil, Aves, Pices, Amphybia)  kulitnya dapat
diawetkan/disamak

Paling banyak digunakan adalah kulit :
 Sapi, kerbau, kambing, dan domba

Untuk keperluan khusus:
 Anjing, beruang, buaya, ular, dan ikan.

Kulit hewan pada umumnya mempunyai sifat alami yang sangat bervariasi.
Diantaranya :
• Faktor umur
• Keturunan
• Lingkungan
• Management
• Bangsa (Breed) dll

Contoh:
• Kulit sapi FH ≠ Sapi potong Ongole
• Kulit sapi FH jantan ≠ Sapi FH betina
• Kulit sapi FH tua ≠ Sapi FH muda
• Kulit sapi FH kurus ≠ Sapi FH gemuk
meskipun satu bangsa.


B. SIFAT UMUM KULIT MENTAH

Kulit mentah bersifat mudah busuk.
Sesuai dengan bentuk badan hewan, kulit dibagi menurut jaringan collagen yang terpadat, longgar bahkan sampai ke tipis.
Diantaranya:
• Punggung
• Perut
• Kaki
• Leher
• Ekor
• Kepala

Daerah satu dan lainnya mempunyai sifat yang berbeda. Secara lateral (sisi), Daerah punggung tertebal dan berangsur-angsur menipis kedaerah perut.


C. SIFAT FISIK KULIT MENTAH

1. MAKROSKOPIS
Berbagai hewan mempunyai bentuk kulit mentah yang berbeda sesuai dengan bentuk hewannya.
Contoh:
• Kulit ular memanjang dan bersisik
• Kulit babi bundar
• Kulit buaya mempunyai lapisan tanduk
Berbungkul-bungkul.
• Kulit kambing mempunyai bulu rambut
• Kulit domba berbulu ikal

Bentuk kulit yang dipakai sebagai dasar adalah bentuk umum dari hewan sapi, kerbau, kambing, dan domba.


Untuk memperoleh hasil yang mendekati homogenitas, maka kulit dibagi secara tofografi menjadi beberapa daerah:

a. Daerah croupon (butt)
b. Daerah kepala dan leher
c. Daerah kaki, perut, dan ekor


PERTUMBUHAN KULIT
Tumbuh pada fase embrionik minggu ke 4 – 5
Berasal dari dua bagian embrionik:
a. Epidermis  ectoderm
b. Dermis  mesoderm

2. MIKROSKOPIS
Secara histologis kulit hewan dibagi menjadi 3 bagian :
a. Lapisan epidermis
b. Lapisan dermis/corium/cutis
c. Lapisan hypodermis/sub cutis

A. Epidermis
- Lapisan bagian luar, terdiri dari sel-sel keratin, sel-sel epithel yang dapat berkembangbiak.
- Berstruktur seluler
- Tebalnya 1% dari tebal kulit
- Kulitnya keras/banyak sel-sel tua/sel-sel mati

- terdiri dari 5 lapisan ( dalam  luar)
1. Stratum Basale/Germinativum
2. Stratum Spinosum
3. Stratum Granulosum
4. Stratum Lucidum
5. Stratum Corneum.

B. Dermis/corium/cutis
- Bukan sel-sel, tetapi berupa serabut-serabut yang tersusun seperti anyaman yang halus.
- Tenunan pengikat yang padat, yang kepadatannya tergantung pada jenis ternak, umur.
- Serabut terdiri dari serabut kolagen, elastin dan retikulin  menentukan kulit jadi.
- Disebut kulit sebenarnya, karena merupakan bahan dasar utama dalam proses penyamakan kulit yang akan diubah menjadi Leather.
- Tebalnya ± 80-85% dari tebal kulit.
- Lapisan ini dibedakan menjadi 2 bagian:
a. Pars papilaris (luar)
b. Pars reticularis (dalam)
 antara kedua bagian ini tidak ada pembatas
yang jelas.

a. Pars papilaris:
- Menembus kedalam papilar
- Lapisan tipis, mengandung serabut penyambung yang jarang.
- Mempunyai fungsi khusus yaitu menghubungkan khorium dan epidermis.
- Daerah kantong rambut, sel lemak kelenjar keringat, kelenjar lemak dan kelenjar sebaceous.
- Menentukan rupa dari kulit samak
- Serabut kolagen, elastin yang bertanggungjawab terhadap elastisitas dan kekuatan kulit.


b. Pars Reticularis
- Lebih tebal dari Pars papilaris (tebal pada hewan besar = 75 -85%, pada hewan kecil 45-50%)
- Terdiri dari jaringan penyambung yang padat
- Sel-sel lebih sedikit, serabut tenunan pengikat yang lebih banyak daripada sap papilaris
- Serabut kolagen, elastin yang teratur
- Terdapat pembuluh darah, serat-serat dan tenunan lemak.


C.Hypodermis/Sub cutis
- Lapisan terdalam dari kulit
- Terdiri dari jaringan penyambung yang menghubungkan khorium secara longgar dengan bagian tubuh yang berdekatan  memungkinkan dapat bergeser terhadap bagaian tubuh.
- Terdiri dari kolagen, elastin dan sel-sel lemak
- Pada proses penyamakan kulit lapisan ini dibuang secara mekanik dalam proses Fleshing


D. SIFAT KIMIA KULIT MENTAH
1.Unsur pokok non protein
a. Lipid…………………… 1,5%
b. Karbohidrat………….. 0,4 – 1%
c. Mineral……………….. 0,5 %
d. Enzym…………………. sedikit
e. Vitamin………………… sedikit

2.Unsur pokok protein
a. Protein berbentuk (Fibrous protein)
- collagen
- keratine
- elastin
b. Protein tak berbentuk (Globular protein)
- Albumin
- Globulin












II. PENGAWETAN KULIT

Sebelum dilakukan proses pengawetan, kulit harus dalam keadaan bersih dari kotoran: (feses, urine, tanah, dll).

Kotoran dapat menyebabkan:
• Hasil pengawetan kurang baik
• Kebusukan dipercepat

Pembersihan kulit segera dilakukan setelah pengulitan.
Pengawetan harus dilakukan paling lama 5 jam setelah pengulitan.

Prinsip umum pengawetan kulit:
• Pengeringan
• Penambahan bahan-bahan pengawet

Tujuan:
• Mematikan bakteri pembusuk
• Menonaktifkan bakteri yang masih hidup

Perlakuan Kadar air kulit maksimal (%)
Pengeringan
Bahan pengawet
Kombinasi 12-15
40
25-30

Pengeringan:
• Penjemuran
• Pendiangan
• Mesin pengering






A. Pengawetan dengan Penjemuran

Cara ini dilakukan di negara-negara tropis.
Negara produsen : India, Cina, Afrika, Amerika Serikat, dan Indonesia

Bahan pengawet 
Senyawa Natrium arsenat, Cortimol G, Formalin, Antimusin Cp, Garam jenuh.

R/ Larutan 1-2% arsen 5 menit
Atau 1-2 ‰ cortimol
Atau 2 gr/liter

Cara kerja :
Kulit dicelupkan ke dalam larutan arsen/cortimol. Pentangkan pada bingkai, jemur dengan kemiringan 600, permukaan daging mengarah ke atas, menghadap utara-selatan.

Lama penjemuran:
Kulit tebal (sapi, kerbau, kuda)…………….. 2-4 hari
Kulit tipis (domba, kambing, kelinci)……… 1-2 hari

B. Pengawetan dengan Garam

Pengawetan dengan cara ini dilakukan sebagai pengawetan sementara.

Garam yang biasa dipakai :
• NaCl
• Garam khari (NaCl 50% + Na2SO4 50%)

Garam khari : mempunyai sifat menarik molekul air untuk pembentukan kristalnya sehingga sifat higroskopis dari garam NaCl dapat dikurangi.



Garam yang baik mengandung Ca & Mg ≤ 2%

Pengawetan kulit dalam jumlah besar diperlukan khusus dengan syarat:
1. Tidak mudah insekta untuk tumbuh & berkembang biak.
2. Orang dapat bergerak bebas untuk mengerjakannnya.
3. Lantai berlapis beton, dengan kemiringan 100 dari garis horisontal (ada juga dengan lantai cembung).

Cara Penggaraman I (kering)
NaCl 40% dari berat kulit dapat disimpan selama 1 bulan.

Cara Penggaraman II (basah)
NaCl 30% dari berat kulit dapat disimpan selama 3 minggu.

Yang perlu diperhatikan dalam penggaraman.
1. Kemurnian garam  hasilnya lebih baik
Terlalu tinggi kadar Ca & Mg  sangat higroskopis
Beberapa zat logam  menyebabkan warna-warna
yang tidak disukai & sukar dihilangkan
2. Jangan menggunakan garam bekas
3. Kulit segar harus bersih dari tenunan lemak
4. Tumpukan kulit jangan terlalu tinggi


C. Pengawetan Dengan Pickle
Pickle adalah cairan yang terdiri dari. Larutan garam dapur (NaCl) dengan asam.
• H2SO4
• HCOOH (formiat)




Garam bersifat : mencegah pembengkakan kulit
oleh asam.
Asam bersifat bakteriostatik.

Kulit yang diawet tahan selama 1 tahun rendaman dilakukan oleh pabrik kulit besar (efisiensi dalam produksi)

Keuntungan:
1. Mutu kulit segera diketahui, bersih dari bulu dan kotoran lain.
2. Ruang angkat menjadi lebih kecil
3. Dapat langsung disamak  eksport

Resep pickle:

R/ Air : 100%  dari bobot kulit siap samak
NaCl : 10-20% pH : 3,5 – 4,0
H2SO4: 1,5-2,3%

R/ Air : 100%  dari bobot kulit siap samak
NaCl : 8% pH : 3,5 – 4
HCOOH: 0,8%
Bila diperlukan tambah fungisida/insektisida

D.Pedoman Kulit Awet
Menilai kulit awet:
1. Penciuman : memasuki ruang khusus (gudang)
Tercium bau busuk  ada kerusakan

2. Inspeksi
Dilihat lembar demi lembar dan perhatikan
• Kulit harus bersih
• Telentang dengan baik
• Warna yang merata
• Tidak ada warna yang mencurigakan


3.Palpasi
• Daerah yang dicurigakan diraba, ditekan bandingkan dengan baik
• Mencabut bulunya, yang busuk biasanya lebih lunak

Klasifikasi Nilai Mutu Kulit Awet
1. Primer  mutu yang terbaik
2. Intermediates  mutu pertengahan
3. Seconds  mutu kedua
4. Thirds  mutu ketiga
5. Rejects  mutu yang ditolak

SNI No ;

ISTILAH KULIT
1. Hide : Berasal dari kulit hewan besar yang dewasa (sapi, kerbau, badak, unta, paus) yang beratnya untuk setiap lembar kulit 15 kg atau lebih.

2. Skin : Berasal dari kulit hewan kecil yang sudah dewasa (domba, kambing, babi, unggas, reptil, ikan) yang beratnya kurang dari 15 kg atau dapat juga dipakai untuk kulit hewan besar yang belum dewasa (anak sapi, anak kuda).

3. Fur : Istilah yang digunakan untuk kulit berbulu yang telah mengalami proses penyamakan (domba, kelinci, minx, fox).

4. Pelt : Istilah yang digunakan untuk kulit berbulu yang mentah segar (belum disamak).

5. Furskin : Istilah kulit bulu yang telah diawetkan.

6. Rawhide : Istilah kulit yang tidak berbulu dan
telah mengalami pengawetan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar